(Reuters) - Asian stocks and the U.S. dollar fell on Wednesday while gold hit a record high at more than $1,623 an ounce, as a drip feed of news out of Washington indicated politicians were making little progress on a plan to lift the U.S. debt ceiling. The Australian dollar jumped to a post-float high above $1.1050 after second quarter inflation figures were higher than forecast, squeezing investors who had recently increased bets that the Australian central bank would cut rates this year. The Australian dollar and other Asia-Pacific currencies have been rising as traders anticipate more action by policymakers to keep quickening inflation at bay as well as the possibility of more capital inflows heading to the region as investors take refuge from debt crises in the U.S. and Europe. The threat of a U.S. default and a credit rating downgrade loomed over equity markets and the dollar, which was sold across the board on Tuesday, though a one-notch cut may not have a lasting impact on markets. "The impact of a credit downgrade on the financial markets would be negative for growth. The induced shocks to the economy could lower next quarter's real GDP growth to close to zero. However, a likely rebound in Q4 growth, following a resolution of the budget debacle, could leave growth in the second half lower by 0.6 percent," said Michael Carey, North American chief economist with Credit Agricole, in a note. The crisis over Washington's borrowing limit has not triggered a broad and lasting selloff in risky assets, especially since many investors see few alternatives to the depth of the U.S. Treasury market and contrast the political nature of the U.S. crisis with the structural problems in the euro zone. Most market watchers expect some sort of last-minute deal in Washington. But the intense standoff has made investors increasingly hedge against an adverse outcome, particularly with seven days to go before an August 2 deadline when the U.S. Treasury said it would not be able to borrow anymore. Japan's Nikkei share average was down 0.7 percent .N225, led by Honda Motor Co shares, which were down 1.7 percent (7267.T) in early trade. The MSCI index of Asia Pacific stocks outside Japan was steady .MIAPJ0000PUS, while benchmark indexes in South Korea .KS11 and Australia .AXJO were down slightly. The U.S. dollar index, which gauges its value against a basket of six other major currencies, edged down 0.1 percent to a fresh 2-1/2-month low at 73.42. The dollar hit a four-month low against the yen, just below 77.80, though the march lower has been sluggish because of fears that Japan may step in unilaterally into markets to slow their currency's gains. Japanese policymakers are becoming alarmed at persistent yen rises and considering solocurrency intervention as an increasingly viable option for the near term, sources with knowledge of the matter told Reuters on Tuesday. In commodity markets, gold climbed to an all-time high of $1,623.31 an ounce, having risen 14.3 percent so far this year, more than double the S&P 500 index's 6 percent gain so far. U.S. crude oil futures fell 44 cents to $99.16 a barrel, while Brent crude futures were little changed at $118.22. source: www.publicgold.com.my http://www.reuters.com/article/2011/07/27/us-markets-global-idUSTRE76N2XJ20110727 |
Wednesday, 27 July 2011
Dollar Falls, Gold Rises With No Debt Progress
Sunday, 17 July 2011
Angaran Harga Emas Pada Akhir Tahun 2011
Harga emas RM202.57 segram
Oleh Mahanum Abdul Aziz
2011/07/08
HARGA emas dijangka meneruskan aliran meningkatnya sehingga mencecah AS$2,100 seaun atau AS$67.5 (RM202.57) segram menjelang 2014, meningkat 33 peratus berbanding harga semasa AS$1,527.2 (RM) atau AS$49.1 (RM147.32) segram susulan permintaan kukuh pengguna serta pelabur global.
Ketua Strategi Pelaburan Standard Chartered Bank (Stanchart), Steve Brice, berkata menjelang awal tahun depan, harga emas dijangka meningkat melepasi paras AS$1,600 seaun atau AS$51.4 (RM157.34) segram, 4.3 peratus lebih tinggi berbanding harga semasa.Brice menjelaskan, terdapat kaitan ketara antara pendapatan isi rumah di China dan India dengan harga emas berikutan peningkatan pendapatan boleh guna di dua negara pembeli emas utama dunia itu yang mana akan menggalakkan permintaan logam berharga berkenaan.
Kumpulan perbankan universal yang memiliki lebih 1,700 cawangan di seluruh dunia itu, menjangkakan ekonomi China dan India akan terus mencatatkan pertumbuhan mantap, sekali gus melonjakkan pendapatan boleh guna rakyat di negara berkenaan.
“Permintaan emas dijangka terus meningkat kerana pelabur melihat komoditi itu sebagai pelaburan lindung nilai,” katanya pada taklimat media mengenai jangkaan pelaburan pada separuh kedua tahun ini di Kuala Lumpur semalam.
Selain itu, Brice berkata, kebimbangan terhadap pemulihan ekonomi Amerika Syarikat (AS) juga menyebabkan bank pusat di seluruh dunia meningkatkan rizab emas masing-masing, justeru menyokong harga komoditi itu terus didagangkan pada harga tinggi.
Sementara itu, tambah beliau, keadaan kadar faedah benar yang masih negatif di AS menawarkan persekitaran yang baik untuk emas.
“Sejarah membuktikan pulangan dalam pelaburan emas sangat tinggi ketika kadar faedah sebenar adalah negatif,” katanya.
Bekalan emas juga, katanya, dijangka mengalami kekangan dalam tempoh terdekat dan ia akan terus menyokong kenaikan harga komoditi itu.
“Kita jangkakan harga emas akan mencecah AS$2,100 pada 2014 dan AS$1,600 pada suku pertama 2012,” katanya.
Pada suku keempat tahun lalu, permintaan barang kemas di India dan China masing-masing meningkat sebanyak 52.8 peratus dan 31.9 peratus berbanding tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, permintaan barangan perhiasan emas global meningkat 8.5 peratus pada suku keempat lalu atau 575.2 tan berbanding tahun sebelumnya.
Pada akhir tahun lalu, harga emas ditutup pada AS$1,421.40 seauns, naik kira-kira 31 peratus berbanding 2009 didorong permintaan berterusan dari China dan jangkaan spekulator bahawa mereka akan meraih untung lebih daripadanya.
Mengenai pasaran saham Malaysia, Brice berkata, pihaknya amat positif dengan prestasi saham tempatan dalam tempoh terdekat kerana kebiasaannya pasaran saham akan mencatatkan prestasi yang baik pada Julai dan Ogos.
Beliau berkata, dengan jangkaan bahawa ekonomi global akan mencatatkan pemulihan pada separuh kedua tahun ini akan menyokong prestasi pasaran saham.
Wednesday, 13 July 2011
KENAIKAN HARGA EMAS
Aksi Buruh Freeport Picu Kenaikan Emas
Idris Rusadi Putra - Okezone
Sabtu, 9 Juli 2011 11:47 wib
0 84Email1
Ilustrasi
JAKARTA - Aksi mogok kerja oleh sekira 8 ribu pekerja di tambang Freeport, McMoRan Copper & Gold di Indonesia belum lama ini disinyalir akan terus mendongkrak naiknya harga emas.
Analyst PT Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere mengatakan kasus yang terjadi di Freeport sekarang ini akan mengganggu supply emas, dan ini akan memicu naiknya harga emas.
“Apabila ini menganggu supply, harga emas cenderung akan naik,” ungkap Nico melalui pesan singkatnya kepada okezone, Sabtu (9/7/2011).
Dia juga mengatakan jika kasus Freeport ini terus berlanjut, dapat dipastikan harga emas akan melambung, dan bukan hanya itu, sekarang ini banyak sekali faktor yang akan memicu naiknya harga emas.
”Harga emas akan naik terus karena banyak sekali faktor yang mendukungnya, di antaranya ya tadi, berkurangnya supply (karena kasus Freeport),” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya ribuan karyawan PT Freeport Indonesia yang dimotori Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) melakukan aksi mogok kerja.
Aksi mogok yang dilakukan di tambang Freeport, Timika, Papua, Senin 4 Juli lalu, menurut para karyawan, gaji mereka selama ini jauh di bawah gaji perusahaan MC Moran yang ada di berbagai negara.
Ribuan karyawan Freeport ini menduduki kantor tersebut sejak pagi dan telah memadati cek poin 25. Karyawan tampak mengenakan pita merah. Bahkan barisan kendaraan di pintu masuk cek poin mencapai satu kilometer. (nia)
(rhs)
Analyst PT Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere mengatakan kasus yang terjadi di Freeport sekarang ini akan mengganggu supply emas, dan ini akan memicu naiknya harga emas.
“Apabila ini menganggu supply, harga emas cenderung akan naik,” ungkap Nico melalui pesan singkatnya kepada okezone, Sabtu (9/7/2011).
Dia juga mengatakan jika kasus Freeport ini terus berlanjut, dapat dipastikan harga emas akan melambung, dan bukan hanya itu, sekarang ini banyak sekali faktor yang akan memicu naiknya harga emas.
”Harga emas akan naik terus karena banyak sekali faktor yang mendukungnya, di antaranya ya tadi, berkurangnya supply (karena kasus Freeport),” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya ribuan karyawan PT Freeport Indonesia yang dimotori Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) melakukan aksi mogok kerja.
Aksi mogok yang dilakukan di tambang Freeport, Timika, Papua, Senin 4 Juli lalu, menurut para karyawan, gaji mereka selama ini jauh di bawah gaji perusahaan MC Moran yang ada di berbagai negara.
Ribuan karyawan Freeport ini menduduki kantor tersebut sejak pagi dan telah memadati cek poin 25. Karyawan tampak mengenakan pita merah. Bahkan barisan kendaraan di pintu masuk cek poin mencapai satu kilometer. (nia)
(rhs)
Subscribe to:
Posts (Atom)